Di kehidupan sehari-hari kita
sudah tidak asing lagi dengan istilah kolesterol. Kalau kita disuguhi
makanan gorengan atau masakan yang berasal dari daging sapi atau
kambing, maka pikiran kita pasti akan mengarah pada kolesterol. Bagi
yang tengah menjalani diet, makanan tadi sudah pasti ditampiknya karena
sumber kolesterol. Apakah kolesterol itu? Samakah kolesterol dengan
lemak? Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan
energi. Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses
metabolisme tubuh. Dari segi ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan
menjadi lemak sederhana, lemak majemuk, dan turunan lemak. Masing-masing
jenis lemak memiliki stuktur kimia berbeda. Contoh lemak sederhana
adalah monogliserida, digliserida, dan trigliserida. Lemak majemuk
contohnya fosfolipid dan lipoprotein. Sedangkan yang termasuk dalam
turunan lemak salah satu contohnya adalah kolesterol.
Meski
masuk dalam golongan lemak atau lipid, tetapi kolesterol dan lemak
merupakan substansi yang berbeda. Satu makanan bisa saja tinggi lemak,
tetapi bebas kolesterol, misalnya minyak zaitun. Atau sebaliknya makanan
lain bisa rendah lemak tetapi tinggi kolesterol.
Apa itu kolesterol?
Dilihat
dari struktur kimianya, kolesterol merupakan senyawa lemak yang
kompleks. Sebagian besar kolesterol yang beredar dalam tubuh manusia
dihasilkan dari dalam tubuh (di hati), mencapai 80% dari total
kolesterol. Sisanya (20%) diperoleh dari makanan. Meski tampak "jahat"
sebenarnya kolesterol memiliki banyak kegunaan dalam tubuh, di antaranya
membuat hormon seks, membentuk dinding sel dan lain-lain.
Kolesterol
tidak larut dalam cairan darah. Untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh
tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut
lipoprotein. Lipoprotein dapat dianggap sebagai 'pembawa' (carier)
kolesterol dalam darah
Jumlah kolesterol yang ada di tubuh kita
harus seimbang dengan kebutuhan. Dengan begitu tubuh kita akan tetap
sehat. Tetapi bila jumlahnya berlebihan, salah satunya akibat terlau
sering makan makanan mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam
darah akan meningkat.
Jenis-jenis Kolesterol
Ada beberapa jenis kolesterol yang penting untuk diketahui.
1. Kolesterol LDL (low density lipoprotein)
Kolesterol
LDL ini adalah kolesterol yang mengangkut paling banyak kolesterol di
dalam darah. LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat, karena kadar
LDL yang tinggi akan menyebabkan mengendapnya kolesterol dalam arteri.
Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner
dan merupakan target utama dalam pengobatan
2. Kolesterol HDL (high density lipoprotein)
Kolesterol
HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit. HDL sering disebut kolesterol
baik, karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah
arteri kembali ke hati untuk diproses dan dibuang. Jadi HDL mampu
mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi (proteksi) dari
aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).
Selain
LDL dan HLD ada lagi satu jenis lemak yang berbahaya, yakni
trigliserida. Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat
dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar
trigliserida dalam darah dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah
faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti
kegemukan, minum alkohol, makan gula, makan lemak. Kadar trigliserida
yang tinggi banyak dikaitkan dengan pankreatitis atau radang pankreas.
Kolesterol : Faktor Risiko Penyakit jantung dan stroke
Jika
kadar kolesterol di dalam darah melebihi dari nilai normal, maka risiko
terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke akan lebih besar.
Kelebihan kolesterol dapat menyebabkan mengendapnya kolesterol pada
dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah yang dikenal sebagai aterosklerosis (proses pembentukan
plak pada pembuluh darah).
Jika penyempitan dan pengerasan ini
cukup berat, sehingga menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak
memadai, maka timbul sakit atau nyeri dada yang disebut sebagai angina.
Dan bila berlanjut akan menyebabkan matinya jaringan otot jantung yang
disebut infark miokard. Jika infark miokard meluas, maka akan timbullah
gagal jantung.
Selain kolesterol LDL, faktor risiko lain yang
memperbesar terjadinya penyakit jantung adalah kebiasaan merokok, nilai
HDL rendah (< 40 mg/dl), memiliki penyakit tekanan darah tinggi atau
hipertensi (140/90 atau sedang dalam pengobatan). Selain itu penyakit
jantung berisiko lebih tinggi pada usia ³ 45 tahun (pria) dan ³ 65 tahun
(wanita), yang diketahui memiliki riwayat keluarga yang menderita
penyakit jantung.
Adapun gejala penyakit jantung adalah:
- Rasa
tertekan (ditimpa beban, sakit, terjepit, diperas, terbakar ) di dada
yang dapat menjalar ke lengan kiri, leher, dan punggung
- Tercekik atau sesak
- Berlangsung lebih dari 20 menit.
- Keringat dingin, lemah, berdebar dan bisa sampai pingsan
- Gejala akan berkurang dengan istirahat dan bertambah berat dengan aktivitas
Jika
sumbatan ini menyerang pembuluh darah otak maka akan terjadi stroke.
Gejala serangan stroke tergantung dari derajat serangan, mulai dari yang
ringan sampai berat.
- Gejala stroke ringan :
- Bicara tiba-tiba jadi pelo
- Gejala yang sifatnya berat :
- kelumpuhan anggota gerak tubuh
- wajah menjadi tidak simetris
- jika terjadi perdarahan otak dapat menyebabkan KEMATIAN.
Gejala-gejala stroke memerlukan tindakan yang cepat agar jangan sampai jatuh pada derajat yang lebih berat.
Hubungan kolesterol dan penyakit lain Diabetes Melitus (Kencing Manis)
Diabetes
merupakan suatu keadaan dimana kadar gula darah melebihi batas normal.
Diabetes ini juga merupakan faktor risiko terhadap PJK. Bila kadar gula
darah naik dan berlangsung lama, maka akan memicu terjadinya
aterosklerosis pada arteri koroner. Pasien dengan diabetes cenderung
mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda. Diabetes yang
tidak terkonrol dengan kadar glukosa yang tinggi cenderung meningkatkan
kadar kolesterol dan trigliserida. Bentuk kolesterol LDL pada penderita
diabetes lebih padat dengan ukuran yang lebih kecil yang sering disebut
Small Dense LDL, sehingga mudah sekali masuk kedalam lapisan pembuluh
darah yang lebih dalam. Bentuk kolesterol LDL ini lebih jahat lagi
karena lebih bersifat aterogenik (lebih mudah menempel pada pembuluh
darah dan lebih mudah membentuk plak).
Disfungsi Ereksi (Gangguan Ereksi)
Disfungsi
ereksi adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis
yang memadai untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan.
Proses
aterosklerosis (pembentukan plak) akibat kolesterol tinggi juga dapat
terjadi pada pembuluh darah penis (arteri dorsalis penis). Plak yang
menyumbat pembuluh darah penis ini menyebabkan penis tidak mendapatka
aliran darah sehingga terjadi gangguan ereksi.
Kolesterol Harus Dikontrol!
Karena
dampak kolesterol yang amat membahayakan kesehatan, maka kadar
kolesterol perlu dikontrol. Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam
darah, dapat dilakukan dengan melakukan tes di laboratorium setelah
puasa lebih kurang 10 jam. Adapun nilai normal laboratorium untuk
kolesterol adalah sebagai berikut:
- Kolesterol LDL: Nilai
normal kolesterol LDL bergantung kepada jumlah faktor risiko seseorang
terhadap PJK. Semakin banyak jumlah faktor risikonya, maka semakin
rendah kolesterol LDL yang harus diturunkan.
- Jika jumlah faktor risiko PJK 0-1 , maka kolesterol LDL < 160 mg/dl
- Jika jumlah faktor risiko PJK > 2, maka kolesterol LDL < 130 mg/dl
- Jika seseorang ada riwayat PJK ataupun Diabetes, maka kolesterol LDL < 100 mg/dl
- Kolesterol HDL : > 40 mg/dl
- Trigliserida : <150 mg/dl
- Kolesterol Total : < 200 mg/dl
Gaya hidup sehat
Selain
rutin melakukan pemeriksaan laboratorium, kolesterol juga bisa
dikendalikan dengan menerapkan gaya hidup yang sehat. Di antaranya
menjaga berat badan yang seimbang. Kegemukan juga salah satu faktor
risiko lain diabetes, hipertensi, yang pada taraf selanjutya
meningkatkan risiko PJK. Berat badan dikatakan ideal bila berat badan
untuk tinggi badan tertentu secara statistik dianggap paling baik untuk
menjamin kesehatan.
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass
Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur
> 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu
hamil, dan olahragawan
0 komentar:
Posting Komentar